Wakil Presiden JD Vance memicu gelombang kritik tajam setelah menyatakan harapannya agar istri, Usha Vance, memeluk agama Katolik. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Turning Point USA di University of Mississippi pada hari Rabu lalu. Usha Vance yang berasal dari keluarga Hindu India menjadi sorotan publik Amerika Serikat.
Dalam merespons pertanyaan audiens, JD Vance dengan terang-terangan mengungkapkan keinginannya. “Apakah saya berharap suatu saat dia tergerak oleh hal yang sama seperti saya di gereja ? Ya, sejujurnya saya berharap demikian karena saya percaya pada Injil Kristen,” ujarnya di hadapan ribuan mahasiswa. Pernyataan ini langsung viral di media sosial dan menuai berbagai tanggapan negatif dari berbagai kalangan.
Reaksi keras komunitas India Amerika terhadap pernyataan Vance
Komunitas India Amerika menunjukkan kekecewaan mendalam terhadap pernyataan wakil presiden tersebut. Suhag Shukla, direktur eksekutif Hindu American Foundation, mengkritik keras ucapan Vance sebagai bentuk ketidakrespektan terhadap pilihan agama istri. “Pada dasarnya dia mengatakan bahwa istrinya, aspek ini tentang dirinya, tidak cukup,” kata Shukla.
Para kritikus menekankan bahwa pernyataan tersebut menyiratkan inferioritas agama Hindu dibandingkan Kristen. Hal ini memperburuk kekhawatiran komunitas Asia Selatan Amerika mengenai tempat mereka dalam masyarakat Amerika. Ketidakpastian ini semakin menguat mengingat kebijakan imigrasi ketat administrasi Trump dan dukungannya terhadap kelompok Kristen konservatif.
Berikut adalah beberapa poin utama kritik yang dilayangkan :
- Kurangnya penghormatan terhadap keputusan religius individu
- Implikasi superioritas agama Kristen atas Hindu
- Peningkatan ketidakpastian komunitas minoritas agama
- Kontradiksi dengan nilai-nilai pluralisme Amerika
Respons Vance dan dinamika rumah tangga interfaith
Menghadapi gelombang kritik yang intens, JD Vance memberikan klarifikasi melalui platform X pada hari Jumat. Dia menyebut kritik terhadapnya sebagai “menjijikkan” dan penuh “bigotri anti-Kristen”. Vance menegaskan bahwa Usha adalah “berkat paling luar biasa” dalam hidupnya dan dia akan terus mencintai serta mendukung istri terlepas dari pilihan religiusnya.
Pasangan ini pertama kali bertemu saat menempuh pendidikan di Yale Law School. Mereka telah membangun keluarga interfaith yang harmonis dengan tiga anak. Dalam wawancara Juni lalu di podcast Meghan McCain, Usha menjelaskan pendekatan mereka dalam mendidik anak-anak. Anak-anak bersekolah di sekolah Katolik namun bebas memilih apakah ingin dibaptis.
| Aspek | JD Vance | Usha Vance |
|---|---|---|
| Latar Belakang Agama | Evangelical → Ateis → Katolik | Hindu (kelahiran) |
| Asal | Amerika Serikat | California (orang tua dari India) |
| Pendekatan Anak | Sekolah Katolik | Akses tradisi Hindu |
Konteks politik dan sensitivitas budaya dalam masyarakat multikultural
Pernyataan Vance muncul dalam konteks politik yang sensitif terkait isu imigrasi dan pluralisme agama. Di India sendiri, terdapat sensitivitas historis terhadap upaya konversi agama akibat pengalaman panjang dengan penjajahan Muslim dan misionaris Kristen. Sangay Mishra, profesor Drew University dan penulis “Desis Divided”, menjelaskan bahwa meskipun komentar Vance mungkin berasal dari tempat yang sangat personal, namun diinterpretasikan sebagai dukungan terhadap politik anti-imigrasi dan nasionalisme Kristen kulit putih.
Laporan Stop AAPI Hate pada Agustus lalu mendokumentasikan peningkatan retorika kebencian online terhadap orang Asia Selatan. Situasi ini diperparah dengan insiden seperti anggota Dewan Kota Palm Bay, Florida, yang dikecam karena pesan media sosial yang menghina orang India. Dalam konteks ini, kendala hukum agama menjadi isu yang semakin kompleks dalam masyarakat multikultural.
Namun tidak semua orang India Amerika terganggu dengan komentar tersebut. Rami Reddy Mutyala, ketua kuil Hindu di San Diego yang sesekali dikunjungi orang tua Usha, menyatakan tidak ada yang salah dengan pernyataan wakil presiden. “Mereka dewasa, bisa memutuskan apa yang baik untuk mereka. Kita tidak bisa memaksa siapa pun,” katanya dengan bijak.
- Jumlah konversi Katolik di New York melonjak, warga berbondong ke gereja - 17 November 2025
- Opinion terkini : analisis mendalam berbagai perspektif dan sudut pandang aktual - 17 November 2025
- RosalÃa dan album ‘Lux’ : bintang pop yang memahami Katolisisme dengan sempurna - 15 November 2025




