Mazmur 39 merupakan salah satu puisi paling mendalam dalam Kitab Mazmur. Ditulis oleh Raja Daud, mazmur ini mengungkapkan pergumulan batin sang penulis tentang kefanaan hidup manusia di hadapan Tuhan yang kekal. Mari kita telusuri makna dan pesan tersirat dalam Mazmur 39 ini.
Renungan tentang singkatnya hidup manusia
Dalam Mazmur 39, Daud merenung tentang betapa singkat dan fana kehidupan manusia. Ia memohon kepada Tuhan agar diberitahu batas umurnya, sehingga ia bisa menyadari sepenuhnya betapa terbatasnya waktu yang ia miliki di dunia ini. Permohonan ini mencerminkan keinginan Daud untuk hidup dengan bijaksana dan penuh makna.
Daud menggunakan beberapa perumpamaan yang kuat untuk menggambarkan kefanaan hidup :
- Hidup manusia seperti hembusan napas yang cepat berlalu
- Usia manusia bagaikan sejengkal tangan di hadapan kekekalan Tuhan
- Manusia hanyalah pendatang dan pengembara di dunia ini
Renungan ini mengajarkan kita untuk tidak terlena dengan kenikmatan duniawi yang sementara. Sebaliknya, kita diingatkan untuk memanfaatkan waktu yang singkat ini dengan bijaksana dan berfokus pada hal-hal yang bernilai kekal.
Baca : Mazmur 39 :1-14
Mari kita telaah lebih dalam isi Mazmur 39 ini. Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat kita pelajari :
- Pengakuan akan kefanaan (ayat 5-7) : Daud mengakui bahwa hidupnya hanyalah seperti “hembusan napas” di hadapan Tuhan. Ia menyadari bahwa segala usaha manusia pada akhirnya akan sia-sia jika tidak didasari oleh iman kepada Tuhan.
- Harapan hanya kepada Tuhan (ayat 8) : Di tengah kesadaran akan kefanaan hidupnya, Daud menegaskan bahwa harapannya hanya kepada Tuhan. Ini menunjukkan bahwa iman memberikan makna dan tujuan dalam hidup yang singkat.
- Permohonan pengampunan (ayat 9-11) : Daud memohon agar Tuhan mengampuni dosanya dan membebaskannya dari hukuman. Ini mengingatkan kita akan pentingnya pertobatan dan pengampunan dalam hidup yang singkat ini.
- Kesadaran sebagai pendatang (ayat 13) : Daud mengakui dirinya hanya sebagai “pendatang” di dunia ini, seperti nenek moyangnya. Ini menekankan bahwa kita tidak boleh terlalu lekat pada hal-hal duniawi.
Mazmur ini mengajarkan kita untuk hidup dengan perspektif kekekalan, sambil tetap menghargai setiap momen yang Tuhan berikan kepada kita di dunia ini.
Ajal dan batas umur (Mazmur 39 :5)
Salah satu ayat kunci dalam Mazmur 39 adalah ayat 5, di mana Daud memohon :
“Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku !“
Permohonan ini mencerminkan keinginan Daud untuk hidup dengan kesadaran penuh akan kefanaan. Ia tidak ingin menyia-nyiakan waktunya yang terbatas, melainkan ingin menggunakannya dengan bijaksana.
Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari ayat ini :
Pelajaran | Penerapan |
---|---|
Menghargai setiap momen | Hidup dengan penuh syukur dan tidak menunda-nunda hal baik |
Memprioritaskan hal-hal penting | Fokus pada hubungan dengan Tuhan dan sesama |
Mempersiapkan diri untuk kekekalan | Hidup dengan iman dan melakukan kehendak Tuhan |
Kesadaran akan batas umur kita seharusnya tidak membuat kita takut atau putus asa. Sebaliknya, ini harus memotivasi kita untuk hidup dengan lebih bermakna dan berdampak positif bagi sesama dan bagi kerajaan Tuhan.
Makna hidup yang singkat namun bermakna
Mazmur 39 mengajarkan kita bahwa meskipun hidup ini singkat, kita masih bisa menjalaninya dengan penuh makna. Berikut beberapa cara untuk mewujudkannya :
- Berharap hanya kepada Tuhan : Seperti Daud, kita perlu meletakkan pengharapan kita hanya kepada Tuhan, bukan pada hal-hal duniawi yang fana.
- Hidup dalam kesetiaan : Meskipun dunia dipenuhi kejahatan, kita dipanggil untuk tetap setia kepada Tuhan dan firman-Nya.
- Melayani sesama : Hidup yang bermakna adalah hidup yang berdampak positif bagi orang lain.
- Membangun warisan rohani : Apa yang kita lakukan bagi Tuhan dan sesama akan bertahan sampai kekekalan.
Mazmur 39 mengingatkan kita bahwa kualitas hidup lebih penting daripada kuantitas. Meskipun umur kita terbatas, kita masih bisa meninggalkan warisan yang kekal melalui iman, kasih, dan pelayanan kita.
Akhirnya, renungan Daud dalam Mazmur 39 mengajak kita untuk hidup dengan bijaksana dan penuh makna. Kesadaran akan kefanaan hidup seharusnya mendorong kita untuk lebih menghargai setiap kesempatan yang Tuhan berikan, sambil tetap menatap pada kekekalan yang telah dijanjikan-Nya bagi mereka yang setia.
- Paus Fransiskus apresiasi kesepakatan gencatan senjata di Lebanon, serukan perdamaian berkelanjutan - 2 Desember 2024
- Remaja Italia Carlo Acutis akan jadi santo digital dan milenial pertama oleh Paus Fransiskus - 25 November 2024
- Perempuan Katolik didesak mogok atas ‘pengkhianatan’ penahbisan imam wanita - 24 November 2024