Paus Fransiskus berdoa untuk korban erupsi Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur

Paus Fransiskus berdoa untuk korban erupsi Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur

Paus Fransiskus menyampaikan doa dan simpati untuk korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Indonesia. Berikut ringkasan artikel :

  • Solidaritas global : Paus mendoakan korban, keluarga, dan pengungsi dalam audiensi mingguan di Vatikan.
  • Dampak bencana : 9 orang tewas, termasuk seorang biarawati, dan 11.553 jiwa mengungsi.
  • Peningkatan aktivitas vulkanik : PVMBG merekomendasikan evakuasi dan memperluas zona bahaya.
  • Respon internasional : Perhatian Paus dapat mendorong bantuan dan dukungan global untuk pemulihan pasca bencana.

Pada tanggal 10 Oktober, Paus Fransiskus menyampaikan doa dan simpati untuk korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Indonesia. Pemimpin tertinggi Gereja Katolik ini mengungkapkan keprihatinannya dalam audiensi mingguan di Vatikan, tempat beliau biasa mendoakan warga di berbagai belahan dunia yang sedang menghadapi bencana.

Solidaritas paus terhadap korban erupsi

Paus Fransiskus, yang baru saja mengunjungi Indonesia dua bulan sebelumnya, menunjukkan kepeduliannya terhadap situasi di Pulau Flores. Beliau menyatakan, “Saya mengingat penduduk Pulau Flores di Indonesia, yang dilanda letusan gunung berapi.” Pernyataan ini mencerminkan kesadaran global akan bencana yang menimpa wilayah tersebut.

Lebih lanjut, Paus menambahkan, “Saya berdoa untuk para korban, keluarga mereka dan para pengungsi.” Doa ini tidak hanya ditujukan kepada mereka yang kehilangan nyawa, tetapi juga kepada keluarga yang ditinggalkan dan ribuan pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat erupsi. Sikap Paus ini menunjukkan solidaritas lintas batas yang penting dalam menghadapi bencana alam.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September merupakan bagian dari rangkaian lawatannya ke empat negara di kawasan Asia-Oseania. Pengalaman langsung ini mungkin telah memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi Paus tentang kondisi dan tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia, termasuk ancaman bencana alam seperti letusan gunung berapi.

Dampak erupsi Lewotobi Laki-Laki

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki terjadi pada malam tanggal 3 November, menewaskan 9 orang dan menyebabkan kerusakan yang signifikan. Salah satu korban yang meninggal adalah Suster Nikolin Padjo, anggota Kongregasi Suster-Suster Misi Abdi Roh Kudus (SSpS). Tragisnya, Suster Nikolin meninggal ketika biaranya di Boru, Larantuka terbakar setelah terkena lontaran batu dari erupsi tersebut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Flores Timur melaporkan bahwa hingga 11 November, sebanyak 11.553 jiwa telah mengungsi ke berbagai daerah. Para pengungsi ini berasal dari desa-desa di dua kecamatan yang terdampak paling parah, yaitu Wulanggitang dan Ile Bura. Situasi ini menggambarkan skala bencana yang cukup besar dan memerlukan penanganan yang serius.

Berikut adalah tabel yang menunjukkan dampak erupsi Lewotobi Laki-Laki :

Aspek Jumlah
Korban meninggal 9 orang
Pengungsi 11.553 jiwa
Kecamatan terdampak parah 2 (Wulanggitang dan Ile Bura)

Peningkatan aktivitas vulkanik dan langkah mitigasi

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki. Pada tanggal 9 November, PVMBG merekomendasikan evakuasi warga dari Desa Hewa dan Desa Ojan Detun di Kecamatan Wulanggitang. Rekomendasi ini dikeluarkan setelah terdeteksi peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.

Langkah-langkah mitigasi yang diambil meliputi :

  • Perluasan zona bahaya dari 7 km menjadi 9 km untuk sektor barat daya-barat laut gunung
  • Himbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tersebut
  • Pemantauan intensif terhadap aktivitas gunung berapi
  • Koordinasi dengan pemerintah daerah untuk penanganan pengungsi

Sementara Lewotobi Laki-Laki terus meletus, dua gunung lainnya di Pulau Flores juga mendapat perhatian khusus. Gunung Rokatenda di Pulau Palu’e, Kabupaten Sikka, dan Gunung Iya di Kabupaten Ende dinyatakan masuk level II (waspada) dan III (siaga). Situasi ini menunjukkan bahwa kawasan Flores sedang menghadapi ancaman vulkanik yang kompleks.

Respon dan dukungan global

Perhatian Paus Fransiskus terhadap situasi di Flores Timur mencerminkan solidaritas internasional dalam menghadapi bencana alam. Hal ini dapat mendorong lebih banyak bantuan dan dukungan dari komunitas global. Beberapa bentuk dukungan yang mungkin dihasilkan antara lain :

  1. Bantuan kemanusiaan dari organisasi internasional
  2. Dukungan teknis untuk pemantauan aktivitas gunung berapi
  3. Bantuan dalam upaya pemulihan pasca bencana
  4. Peningkatan kesadaran global tentang risiko bencana di Indonesia

Respon cepat dan efektif terhadap bencana ini memerlukan kerjasama yang erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi kemanusiaan, dan masyarakat internasional. Perhatian dari tokoh berpengaruh seperti Paus Fransiskus dapat membantu mempercepat mobilisasi bantuan dan sumber daya yang diperlukan.

Sementara upaya penanganan bencana terus dilakukan, penting untuk memperhatikan aspek jangka panjang dari pemulihan dan mitigasi risiko di masa depan. Ini termasuk perencanaan tata ruang yang lebih baik, sistem peringatan dini yang lebih canggih, dan edukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya di daerah rawan bencana vulkanik seperti Flores Timur.

jose
Scroll to Top