Dalam 1 Timotius 6:11-16, saya menemukan nasihat Paulus yang sangat berharga bagi kita semua. Ia mengajak kita untuk mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelemahlembutan. Ini bukan sekadar daftar kualitas baik, melainkan karakteristik yang harus kita upayakan dengan sungguh-sungguh dalam kehidupan kita sebagai orang percaya.
Saya terkesan dengan bagaimana Paulus menggambarkan kehidupan iman sebagai sebuah pertandingan. Ia mendorong kita untuk bertanding dalam pertandingan iman yang benar dan merebut hidup yang kekal. Ini mengingatkan saya bahwa iman bukanlah sesuatu yang pasif, melainkan sebuah perjuangan aktif yang membutuhkan keteguhan dan ketekunan.
Mengejar kelemahlembutan dalam iman
Salah satu aspek yang saya rasa penting untuk disoroti adalah kelemahlembutan. Mungkin bagi sebagian orang, kelemahlembutan dianggap sebagai kelemahan. Namun, Paulus justru menekankan pentingnya sifat ini. Saya belajar bahwa:
- Kelemahlembutan adalah kekuatan yang dihasilkan oleh Roh Allah
- Yesus sendiri mengajak kita untuk belajar lemah lembut seperti diri-Nya
- Kelemahlembutan diperlukan dalam menolong saudara seiman yang jatuh dalam dosa
Saya juga terinspirasi oleh teladan Paulus sendiri yang meneladani kelemahlembutan Kristus dalam menegur jemaat. Ini menunjukkan bahwa kelemahlembutan bukan berarti kita tidak bisa tegas, melainkan cara kita menyampaikan kebenaran dengan kasih.
Hidup dalam pengharapan akan kedatangan kristus
Paulus juga mengingatkan kita untuk menjaga perintah dengan tidak bercacat dan tidak bercela sampai kedatangan Kristus. Ia mengajak kita untuk hidup dalam pengharapan akan kedatangan Tuhan kita. Saya merasa ini penting karena:
- Pengharapan ini memberi kita kekuatan untuk bertahan dalam iman
- Ini mendorong kita untuk hidup dalam kekudusan
- Kita diingatkan akan kemuliaan Allah yang akan dinyatakan
Untuk lebih memahami kemuliaan Allah yang Paulus gambarkan, saya menyusun tabel berikut:
Atribut Allah | Penjelasan |
---|---|
Penguasa yang satu-satunya | Tidak ada yang setara dengan-Nya |
Yang penuh bahagia | Sumber sukacita sejati |
Raja di atas segala raja | Otoritas tertinggi |
Tidak takluk kepada maut | Kekal dan tidak berubah |
Akhirnya, saya merasa tergerak untuk menjadi teladan dalam perkataan, kasih, dan kesucian. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk memiliki kepribadian yang mencerminkan karakter-Nya. Saya bertekad untuk terus membentuk kepribadian saya berdasarkan kebenaran Alkitab, khususnya nasihat Paulus dalam 1 Timotius 6:11-16 ini.
- Masa depan suram kekristenan progresif : tantangan dan prospek dalam masyarakat berubah - 23 April 2025
- Mengapa Kekristenan perlu berperan dalam menyelamatkan demokrasi bersama Jonathan Rauch - 21 April 2025
- Wajah katolisisme di Amerika Serikat telah berubah : Inilah bagaimana perubahannya - 20 April 2025