Novel “God is an Englishman” karya Bijan Omrani menghadirkan perspektif yang mendalam tentang hubungan antara identitas Inggris dan warisan Kristiani. Berbeda dengan kesan awal dari judulnya, buku ini bukan tentang keyakinan akan keistimewaan bangsa Inggris, melainkan eksplorasi bagaimana Gereja telah membentuk budaya, hukum, pendidikan, dan nilai-nilai masyarakat Inggris selama berabad-abad.
Warisan kristiani dalam fondasi hukum dan pendidikan inggris
Bijan Omrani dengan cermat menelusuri pengaruh Gereja Katolik Barat dalam membentuk sistem hukum Inggris. Prinsip pertanggungjawaban kekuasaan kerajaan dan ketersediaan keadilan bagi semua orang berakar pada nilai-nilai Kristiani tentang martabat manusia. Bahkan hukum yang mengatur hukuman mati mencerminkan pemahaman Kristiani bahwa hukuman harus bersifat komunikatif – dapat dipahami oleh pelaku kejahatan.
Dalam bidang pendidikan, Omrani menyanggah mitos tentang “Zaman Kegelapan” intelektual yang diakhiri oleh Renaisans. Ia justru merayakan kontribusi substansial para rohaniwan abad pertengahan dalam matematika, astronomi, dan fisika. Salah satu contoh menakjubkan adalah seorang calon Uskup Agung Canterbury yang mengantisipasi penemuan Galileo tentang perhitungan percepatan benda.
Berikut beberapa area di mana pengaruh Kristiani membentuk budaya Inggris:
- Sistem hukum yang menjunjung keadilan dan akuntabilitas
- Lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga universitas
- Seni visual dan verbal yang kaya dengan referensi Kristiani
- Bentang alam yang dibentuk oleh aktivitas Gereja
- Kalender dan perayaan yang menandai ritme kehidupan
Spiritualitas mendalam dan warisan budaya yang kaya
Omrani menentang klise modern bahwa Kekristenan Barat, khususnya di Inggris, dangkal dalam spiritualitasnya. Ia mengingatkan kita pada perkembangan luar biasa tulisan-tulisan kontemplatif di Inggris abad ke-14. Dalam rentang waktu kurang dari 80 tahun, setidaknya lima karya klasik sastra “mistik” muncul dalam bahasa lokal. Karya-karya seperti “The Cloud of Unknowing” dan tulisan Julian of Norwich telah menikmati pertumbuhan popularitas yang stabil selama satu abad terakhir.
Dalam buku ini, Omrani memperlihatkan bagaimana perkembangan nyanyian klasik Inggris sejak akhir abad ke-18 menciptakan gaya dan selera musik Inggris yang sangat khas. Hingga baru-baru ini, tradisi ibadah bersama di sekolah-sekolah negeri menjamin bahwa kumpulan musik populer ini menjadi bagian penting dalam budaya bersama, dipelajari, setengah diingat, diparodikan, dan dinikmati bahkan oleh orang-orang yang tidak percaya.
Dalam pergumulan kehidupan, banyak orang menemukan kekuatan dan penghiburan melalui ayat-ayat Alkitab tentang pergumulan yang memberikan kekuatan dan harapan. Warisan spiritual ini tidak hanya menjadi bagian dari identitas Inggris, tetapi juga sumber inspirasi universal.
Karya Spiritual Klasik Inggris | Periode | Signifikansi |
---|---|---|
The Cloud of Unknowing | Abad ke-14 | Panduan kontemplatif untuk pendekatan kepada Tuhan |
Revelations of Divine Love (Julian of Norwich) | Abad ke-14 | Visi spiritual pertama yang ditulis oleh perempuan dalam bahasa Inggris |
The Scale of Perfection (Walter Hilton) | Abad ke-14 | Panduan kehidupan kontemplatif untuk awam dan biarawan |
Aktivisme sosial dan perubahan budaya
Omrani menyoroti peran penting gereja dan para rohaniwan dalam membela kaum rentan dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan nasional. Kampanye penghapusan perbudakan di abad ke-18 dan pembatasan pekerja anak di abad ke-19 didorong bukan oleh skeptikus liberal yang ‘tercerahkan’, melainkan oleh orang-orang Kristen dogmatis dengan keyakinan teguh akan martabat manusia yang diberikan Tuhan.
Bagian akhir buku menganalisis perubahan budaya bersama yang telah digambarkan Omrani. Ia melihat tahun 1960-an sebagai momen kunci, dekade di mana badai sempurna perubahan sosial dengan cepat menghancurkan struktur asosiasi sukarela yang telah berlaku selama satu abad sebelumnya. Ini adalah “krisis asosiasi” – orang menjadi enggan bergabung dalam kelompok dan berkomitmen jangka panjang.
Omrani bukanlah penginjil religius, tetapi ia ingin kita memperhatikan dengan seksama kontur dan ritme visi Kristiani tentang kemanusiaan sebagaimana telah diterima Inggris selama berabad-abad. Paradoksnya adalah bahwa kekristenan Inggris ini mungkin merupakan penawar terbaik untuk kemandekan menyedihkan antara eksepsionalisme triumfalis di satu sisi, dan buta sejarah universalisme utopis yang abstrak di sisi lain.
- Masa depan suram kekristenan progresif : tantangan dan prospek dalam masyarakat berubah - 23 April 2025
- Mengapa Kekristenan perlu berperan dalam menyelamatkan demokrasi bersama Jonathan Rauch - 21 April 2025
- Wajah katolisisme di Amerika Serikat telah berubah : Inilah bagaimana perubahannya - 20 April 2025