Alkitab mengajarkan kita sebuah prinsip penting: apa yang kamu tabur itu yang kamu tuai. Saya ingin mengajak Anda mendalami makna ayat yang penuh hikmat ini. Marilah kita lihat bagaimana ajaran ini dapat membentuk kehidupan kita sehari-hari.
Makna mendalam dari “apa yang kamu tabur itu yang kamu tuai”
Ayat ini berasal dari Galatia 6:7 yang berbunyi: “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Prinsip ini menegaskan bahwa tindakan kita saat ini membentuk konsekuensi di masa depan. Saya percaya ini adalah peringatan bagi kita untuk bertanggung jawab atas pilihan-pilihan kita.
Yesus sering menggunakan perumpamaan pertanian untuk menjelaskan Kerajaan Allah. Salah satunya adalah perumpamaan tentang penabur dalam Markus 4. Melalui perumpamaan ini, saya memahami bahwa:
- Jika kita menaburkan kebaikan, kita akan menuai berkat
- Jika kita menaburkan kejahatan, kita akan menuai kesusahan
- Ada musim menabur dan musim menuai – hasilnya tidak selalu langsung terlihat
Prinsip “menuai apa yang ditabur” berlaku dalam berbagai aspek kehidupan. Perhatikan tabel berikut:
Aspek Kehidupan | Contoh Menabur | Hasil Menuai |
---|---|---|
Persahabatan | Ketulusan, perhatian | Hubungan yang kuat |
Keuangan | Menabung, berinvestasi | Stabilitas finansial |
Pekerjaan | Kerja keras, integritas | Kemajuan karir |
Rasul Paulus mengingatkan kita untuk tidak menaburkan benih kebinasaan, melainkan benih yang menghasilkan hidup kekal. Saya meyakini pesan utamanya adalah: selalu lakukan yang terbaik dan taburkan kebaikan, karena itulah yang akan kita tuai nantinya.
Meski demikian, kita perlu bersabar. Ada kalanya hasil dari apa yang kita tabur tidak langsung terlihat. Namun, jika kita tetap konsisten dalam berbuat baik, saya yakin pada waktunya kita akan menuai berkat yang melimpah.
Marilah kita renungkan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana jika kita mulai menaburkan lebih banyak kasih, pengampunan, dan kebaikan? Saya percaya, dengan melakukannya, kita tidak hanya akan menuai hal-hal positif bagi diri sendiri, tetapi juga memberkati orang-orang di sekitar kita.
- Ulasan 4 bintang : “God is an Englishman” karya Bijan Omrani – novel sejarah Inggris yang memukau - 12 April 2025
- Jumlah katolik di Inggris akan melebihi anglikan untuk pertama kalinya sejak Reformasi - 11 April 2025
- Bagaimana orang Kristen merangkul nihilisme : Paradoks iman di era modern - 11 April 2025