Mazmur 133 :1-3 merupakan salah satu bagian paling indah dalam kitab Mazmur. Ayat-ayat ini menggambarkan keharmonisan persaudaraan yang begitu berharga dan memberkati. Melalui kata-kata yang puitis, pemazmur mengungkapkan betapa menyenangkan dan baiknya ketika saudara-saudara hidup bersama dalam persatuan. Mari kita telusuri makna mendalam dari perikop singkat namun kaya ini.
Keindahan persaudaraan yang harmonis
Mazmur 133 dimulai dengan pernyataan yang penuh sukacita : “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun !” Pemazmur menggunakan kata hineh dalam bahasa Ibrani, yang bisa diterjemahkan sebagai “lihatlah !” atau “perhatikanlah !” – sebuah seruan untuk memperhatikan sesuatu yang istimewa.
Kerukunan antar saudara digambarkan sebagai sesuatu yang baik dan indah. Kata “baik” dalam bahasa aslinya mengandung makna yang lebih dari sekadar menyenangkan, tetapi juga bermanfaat dan membawa kebaikan. Sementara “indah” menyiratkan sesuatu yang menyenangkan secara estetis, menarik, dan memberi kenikmatan.
Persaudaraan yang harmonis memiliki dampak positif dalam berbagai aspek :
- Menciptakan lingkungan yang damai dan nyaman
- Mendorong pertumbuhan pribadi dan spiritual
- Memungkinkan kerja sama yang efektif
- Menjadi kesaksian yang kuat bagi dunia
- Membawa sukacita dan penghiburan
Namun, keharmonisan sejati bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja. Diperlukan usaha, pengorbanan, dan kasih yang tulus untuk membangun dan memelihara hubungan persaudaraan yang rukun.
Simbolisme minyak yang harum
Untuk menggambarkan indahnya persaudaraan, pemazmur menggunakan analogi yang kaya makna : “Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.” Minyak yang dimaksud di sini adalah minyak urapan yang digunakan dalam upacara pengudusan para imam.
Minyak urapan ini memiliki beberapa makna simbolis :
- Keharuman : Minyak ini terbuat dari rempah-rempah pilihan, menghasilkan aroma yang harum semerbak.
- Kelimpahan : Digambarkan meleleh dari kepala hingga ke jubah, menunjukkan jumlah yang berlimpah.
- Pengudusan : Minyak ini digunakan untuk menguduskan imam bagi pelayanan kudus.
- Berkat ilahi : Melambangkan kehadiran dan perkenanan Allah.
Dengan menggunakan gambaran ini, pemazmur ingin menyampaikan bahwa persaudaraan yang harmonis memiliki dampak yang meluas dan memberkati. Seperti minyak yang meleleh dari kepala hingga ke jubah, demikian pula kerukunan antar saudara membawa pengaruh positif yang meluas ke seluruh komunitas.
Penyebutan Harun, imam besar pertama Israel, juga memiliki signifikansi khusus. Hal ini mengingatkan pada peran penting pemimpin spiritual dalam memelihara kerukunan di antara umat Allah.
Embun gunung Hermon sebagai simbol kelimpahan
Analogi kedua yang digunakan pemazmur adalah : “Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion.” Gunung Hermon terletak di bagian utara Israel dan merupakan gunung tertinggi di wilayah tersebut. Gunung ini terkenal dengan embunnya yang berlimpah, yang sangat berharga di iklim yang kering.
Embun Hermon melambangkan beberapa hal :
Simbol | Makna |
---|---|
Kesegaran | Menyegarkan tanah yang kering |
Kelimpahan | Turun dalam jumlah yang banyak |
Kemurnian | Berasal dari sumber yang murni |
Kesuburan | Membuat tanah menjadi subur |
Dengan menyebut “gunung-gunung Sion”, pemazmur menghubungkan berkat dari utara (Hermon) ke pusat ibadah di Yerusalem (Sion). Ini menggambarkan bagaimana kerukunan persaudaraan membawa berkat ilahi yang melimpah dan menyebar luas, melampaui batas-batas geografis dan sosial.
Embun juga melambangkan anugerah ilahi yang turun dengan lembut namun membawa dampak yang besar. Demikian pula, persaudaraan yang harmonis mungkin tampak sederhana, namun memiliki kekuatan untuk mengubah dan memberkati seluruh komunitas.
Berkat kehidupan yang kekal
Mazmur 133 ditutup dengan pernyataan yang kuat : “Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” Ini menegaskan bahwa kerukunan persaudaraan bukan hanya membawa manfaat sementara, tetapi memiliki dampak kekal.
Beberapa poin penting tentang berkat ini :
- Berasal dari TUHAN sendiri
- Diperintahkan atau ditetapkan oleh-Nya
- Bersifat kekal, bukan sementara
- Terkait erat dengan kehidupan yang sejati
Frasa “kehidupan untuk selama-lamanya” mengingatkan pada janji kehidupan kekal yang diberikan Allah kepada umat-Nya. Ini menegaskan bahwa kerukunan persaudaraan memiliki dimensi spiritual yang dalam, bukan sekadar harmoni sosial biasa.
Dalam konteks Perjanjian Baru, kita bisa melihat penggenapan makna ini dalam persekutuan orang percaya. Yesus sendiri berdoa agar para pengikut-Nya bersatu, “supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita adalah satu” (Yohanes 17 :11). Persatuan ini menjadi kesaksian yang kuat tentang kasih Allah kepada dunia.
Mazmur 133 mengajarkan bahwa kerukunan persaudaraan bukan hanya indah secara estetis, tetapi juga membawa berkat ilahi yang melimpah. Ini merupakan panggilan bagi setiap orang percaya untuk aktif membangun dan memelihara persaudaraan yang harmonis, sebagai wujud nyata dari kasih Allah yang bekerja di antara kita.