Arti serangan gereja bagi umat Kristen Suriah : ancaman berkelanjutan dan dampak pada komunitas

Arti serangan gereja bagi umat Kristen Suriah : ancaman berkelanjutan dan dampak pada komunitas

Serangan terhadap gereja Mar Elias di Damaskus pada 22 Juni 2025 telah menggemparkan komunitas Kristen Suriah dan dunia internasional. Pelaku memasuki gereja tersebut, menembaki sekitar 350 jemaat yang berada di dalamnya, kemudian meledakkan rompi bom bunuh diri. Tragedi ini menewaskan setidaknya 25 orang dan melukai lebih dari 60 lainnya.

Dampak serangan pada komunitas Kristen Suriah

Komunitas Kristen di Suriah memiliki akar sejarah yang sangat panjang dan mendalam. Kekristenan tiba di wilayah ini jauh sebelum menyebar ke Eropa, dengan Rasul Paulus sendiri mengalami pengalaman pertobatan yang kuat di jalan menuju Damaskus. Komunitas Kristen Suriah menjadi salah satu kelompok Kristen tertua di dunia dengan warisan spiritual dan budaya yang sangat kaya.

Keberagaman denominasi Kristen di Suriah mencerminkan sejarah panjang kehadiran mereka, termasuk:

  • Gereja Ortodoks Yunani
  • Gereja Ortodoks Suriah
  • Gereja Apostolik Armenia
  • Gereja Katolik Yunani Melkit
  • Berbagai komunitas Kristen lainnya

Serangan terhadap Gereja Mar Elias tidak hanya menimbulkan duka mendalam tetapi juga ketakutan yang berkepanjangan. Paus Fransiskus kecam serangan Israel di Gaza dan Lebanon sebagai tindakan tidak bermoral dan juga telah menyatakan kesedihan mendalam atas tragedi ini. Patriark Yohanes X dari Antiokhia, dalam upacara pemakaman para korban, menegaskan bahwa mereka bukan sekadar “korban” tetapi para “martir iman dan tanah air”.

Jumlah umat Kristen di Suriah terus menurun secara drastis. Sebelum perang saudara pecah pada tahun 2011, diperkirakan ada sekitar dua juta umat Kristen di Suriah. Saat ini, jumlahnya mungkin kurang dari setengah juta orang.

Kelompok pelaku dan motif di balik serangan gereja

Pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Presiden Ahmed al-Sharaa segera mengidentifikasi Islamic State (ISIS) sebagai pelaku serangan. Kelompok jihadis Islam Sunni ini pernah menguasai sebagian wilayah Suriah dari 2013 hingga 2019, dan kini beroperasi sebagai kekuatan pemberontak di daerah-daerah terpencil.

Meski demikian, kelompok lain bernama Saraya Ansar al-Sunnah juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka menyebut aksi mereka sebagai “operasi martir” sebagai respons terhadap dugaan “provokasi oleh kaum Nazarenes (Kristen) Damaskus”.

Kebingungan mengenai pelaku sebenarnya mencerminkan situasi di Suriah yang dipenuhi berbagai kelompok bersenjata, beberapa terkait dengan pemerintah dan lainnya menentang. Bagi warga sipil, sulit membedakan satu kelompok dari yang lain karena mereka seringkali tidak mengidentifikasi diri secara jelas.

Kelompok Klaim Tanggung Jawab Sejarah Serangan Serupa
Islamic State (ISIS) Dituduh oleh pemerintah Suriah Pernah menyerang Katedral Our Lady of Salvation di Baghdad (2010) dan membunuh Pastor Jacques Hamel di Prancis (2016)
Saraya Ansar al-Sunnah Mengklaim bertanggung jawab Tidak ada riwayat serangan terhadap gereja yang diketahui

Gerard Russell, penulis dan analis Timur Tengah, menjelaskan bahwa serangan terhadap tempat ibadah merupakan fenomena yang relatif baru di kawasan ini. Sebelumnya, menyerang orang di tempat suci ibadah mereka dianggap tabu dalam tradisi Timur Tengah.

Arti serangan gereja bagi umat Kristen Suriah : ancaman berkelanjutan dan dampak pada komunitas

Masa depan umat Kristen di tengah ancaman berkelanjutan

Meskipun ada pernyataan solidaritas dari institusi Islam seperti Al-Azhar Mesir dan negara-negara mayoritas Muslim termasuk Pakistan, umat Kristen di Suriah kemungkinan besar akan mempertimbangkan untuk meninggalkan negara tersebut.

Kardinal Mario Zenari, duta apostolik untuk Suriah, mengakui dalam wawancara pada 24 Juni bahwa terdapat keinginan yang semakin besar di kalangan umat Kristen Suriah untuk meninggalkan negara mereka. “Sudah jelas bagi semua orang bahwa umat Kristen terus beremigrasi: mengingat peristiwa-peristiwa akhir-akhir ini, mereka semakin kurang percaya pada masa depan negara mereka,” katanya.

Keputusan untuk bermigrasi tidak hanya didorong oleh ketakutan akan kekerasan, tetapi juga oleh kondisi ekonomi yang buruk. Suriah sebagai rumah kuno bagi komunitas Kristen dengan ritus dan bahasa yang khas berada dalam ancaman berkelanjutan. Beberapa komunitas masih mempertahankan bahasa Aram, yang merupakan bahasa yang digunakan oleh Kristus sendiri.

Serangan gereja di Suriah mencerminkan tantangan kompleks yang dihadapi komunitas Kristen di kawasan yang bergejolak ini, memaksa mereka untuk membuat pilihan sulit antara mempertahankan warisan berabad-abad atau mencari keamanan dan kesejahteraan di tempat lain.

jose
Scroll to Top