Inilah seberapa sering Anda harus mengunyah setiap gigitan menurut para ahli gizi.

Inilah seberapa sering Anda harus mengunyah setiap gigitan menurut para ahli gizi.

Proses mengunyah makanan merupakan langkah penting dalam pencernaan yang sering diabaikan. Para ahli gizi menekankan pentingnya mengunyah makanan dengan baik untuk kesehatan pencernaan dan metabolisme tubuh secara keseluruhan. Namun, seberapa sering seharusnya kita mengunyah setiap gigitan makanan ? Mari kita telusuri rekomendasi para ahli gizi mengenai frekuensi mengunyah yang optimal.

Manfaat mengunyah makanan dengan baik

Mengunyah makanan bukan hanya proses mekanis untuk memecah makanan menjadi potongan yang lebih kecil. Kegiatan ini memiliki berbagai manfaat penting bagi tubuh. Proses mengunyah yang tepat dapat meningkatkan penyerapan nutrisi karena makanan yang dihaluskan dengan baik lebih mudah dicerna oleh sistem pencernaan.

Selain itu, mengunyah makanan secara menyeluruh dapat membantu :

  • Merangsang produksi enzim pencernaan
  • Memperlambat proses makan, yang dapat membantu kontrol porsi
  • Meningkatkan rasa kenyang dan kepuasan setelah makan
  • Mengurangi risiko tersedak atau gangguan pencernaan

Para ahli gizi juga menyoroti bahwa mengunyah makanan dengan benar dapat membantu menjaga berat badan yang sehat. Ketika kita mengunyah lebih lama, otak memiliki waktu lebih banyak untuk menerima sinyal kenyang, sehingga kita cenderung makan dalam jumlah yang lebih sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Rekomendasi frekuensi mengunyah dari para ahli

Meskipun tidak ada angka pasti yang berlaku untuk semua orang, para ahli gizi umumnya merekomendasikan rentang frekuensi mengunyah tertentu. Menurut beberapa penelitian, mengunyah makanan sebanyak 20-30 kali per suapan dianggap optimal untuk kebanyakan orang dewasa.

Namun, rekomendasi ini dapat bervariasi tergantung pada jenis makanan dan teksturnya. Berikut adalah panduan umum berdasarkan jenis makanan :

Jenis Makanan Frekuensi Mengunyah yang Disarankan
Makanan lunak (misalnya, bubur) 10-15 kali
Nasi dan sayuran 20-30 kali
Daging dan makanan berserat tinggi 30-40 kali

Dr. Siti Fadilah, seorang ahli gizi terkemuka di Indonesia, menekankan bahwa kualitas mengunyah lebih penting daripada menghitung jumlah kunyahan secara tepat. Beliau menyarankan untuk fokus pada mengunyah sampai makanan menjadi seperti bubur sebelum ditelan.

Teknik mengunyah yang efektif

Untuk memaksimalkan manfaat dari proses mengunyah, para ahli gizi merekomendasikan beberapa teknik yang efektif :

  1. Mulai dengan gigitan kecil : Ambil potongan makanan yang lebih kecil untuk memudahkan proses pengunyahan.
  2. Kunyah perlahan dan menyeluruh : Fokus pada gerakan mengunyah dan rasakan tekstur makanan berubah di mulut.
  3. Letakkan alat makan : Setelah mengambil suapan, letakkan sendok atau garpu untuk menghindari tergesa-gesa mengambil suapan berikutnya.
  4. Nikmati rasa makanan : Perhatikan rasa dan aroma makanan saat mengunyah untuk meningkatkan kepuasan makan.
  5. Telan setelah makanan benar-benar halus : Pastikan makanan sudah menjadi seperti bubur sebelum ditelan.

Dr. Bambang Sutrisno, peneliti di bidang nutrisi dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa mengunyah dengan benar juga dapat membantu meningkatkan produksi saliva. Saliva mengandung enzim yang memulai proses pencernaan dan membantu menetralisir asam di mulut, yang penting untuk kesehatan gigi.

Penerapan kebiasaan mengunyah yang baik dalam kehidupan sehari-hari

Mengubah kebiasaan makan bukanlah hal yang mudah, terutama dalam gaya hidup modern yang serba cepat. Namun, dengan sedikit usaha dan kesadaran, kita dapat menerapkan kebiasaan mengunyah yang lebih baik dalam rutinitas sehari-hari. Berikut beberapa tips praktis :

  • Jadwalkan waktu makan : Alokasikan waktu yang cukup untuk setiap kali makan, minimal 20-30 menit.
  • Makan tanpa gangguan : Hindari menonton TV atau menggunakan ponsel saat makan agar dapat fokus pada proses makan.
  • Praktikkan makan mindful : Sadari setiap gigitan dan rasakan perubahan tekstur makanan di mulut.
  • Gunakan alat makan yang lebih kecil : Sendok atau garpu yang lebih kecil dapat membantu mengontrol ukuran suapan.
  • Minum air di antara suapan : Ini dapat membantu membersihkan mulut dan memberi jeda natural dalam proses makan.

Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, Guru Besar Gizi Masyarakat IPB dan Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, mengingatkan bahwa mengunyah dengan baik bukan hanya tentang kesehatan, tetapi juga tentang menghargai makanan dan proses persiapannya. Beliau menekankan pentingnya mengedukasi anak-anak sejak dini tentang kebiasaan makan yang baik, termasuk mengunyah makanan dengan benar.

Dengan memahami pentingnya mengunyah makanan dan menerapkan rekomendasi para ahli gizi, kita dapat meningkatkan tidak hanya kesehatan pencernaan tetapi juga kualitas hidup secara keseluruhan. Ingatlah bahwa perubahan kecil dalam cara kita makan dapat membawa dampak besar bagi kesehatan jangka panjang.

jose
Scroll to Top