Kristen mengklaim kehilangan pekerjaan karena pandangannya tentang homoseksualitas

Kristen mengklaim kehilangan pekerjaan karena pandangannya tentang homoseksualitas

Kasus Felix Ngole mengangkat pertanyaan mendasar tentang kebebasan berekspresi agama di tempat kerja modern. Pria berusia 47 tahun asal Kamerun ini menghadapi dilema ketika tawaran pekerjaan sebagai pekerja dukungan kesehatan mental di Touchstone Leeds dicabut setelah manajemen menemukan laporan media tentang kasusnya melawan Sheffield University pada 2019.

Latar belakang kasus diskriminasi keagamaan di tempat kerja

Perjalanan hukum Felix Ngole dimulai ketika universitas mencegahnya menyelesaikan gelar pekerjaan sosial. Keputusan ini diambil setelah institusi mengetahui perdebatan di Facebook dimana Ngole menyatakan bahwa homoseksualitas dan pernikahan sesama jenis adalah dosa menurut keyakinan agamanya.

Meskipun Ngole berhasil memenangkan kasus melawan universitas, reputasi online-nya tetap menjadi hambatan ketika mencari pekerjaan. Touchstone Leeds awalnya menawarkan posisi kepada kakek asal Barnsley ini, namun kemudian menarik kembali tawaran tersebut setelah manajemen khawatir tentang dampak reputasi dan kesehatan mental pengguna layanan LGBT.

Tahun Peristiwa Hasil
2017 Konflik dengan Sheffield University Proses hukum dimulai
2019 Keputusan pengadilan Ngole memenangkan kasus
2022 Melamar ke Touchstone Leeds Tawaran dicabut
2024 Tribunal ketenagakerjaan Keputusan tidak menguntungkan

Putusan tribunal dan dampaknya terhadap komunitas Kristen

Tribunal ketenagakerjaan di Leeds memutuskan bahwa keputusan Touchstone Leeds untuk mencabut tawaran pekerjaan adalah wajar. Hakim Jonathan Brain menyatakan bahwa kepentingan organisasi dalam melindungi kesehatan mental pengguna layanan LGBT lebih berat dibanding hak Ngole untuk bekerja di tempat tersebut.

Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas Kristen. Ngole berpendapat bahwa putusan tersebut menciptakan preseden berbahaya yang dapat menghalangi orang Kristen dengan pandangan tradisional tentang pernikahan untuk bekerja di profesi yang melayani individu LGBT. Situasi ini menimbulkan pertanyaan tentang krisis identitas Kristen dalam konteks politik modern.

Touchstone berargumen bahwa pengguna layanan LGBT yang rentan dan membutuhkan dukungan kesehatan mental dapat lebih mungkin membahayakan diri sendiri jika mengetahui pandangan Ngole tentang homoseksualitas. Namun, Ngole menegaskan bahwa keyakinan agamanya tidak akan menghalanginya memberikan perawatan profesional kepada pengguna layanan LGBT.

Kristen mengklaim kehilangan pekerjaan karena pandangannya tentang homoseksualitas

Banding ke Employment Appeal Tribunal dan implikasi hukum

Tidak puas dengan keputusan tribunal, Ngole mengajukan banding ke Employment Appeal Tribunal di London pada hari Rabu. Didukung oleh Christian Legal Centre, ia berargumen bahwa keputusan ini secara efektif melarang orang Kristen dengan pandangan tradisional untuk bekerja dalam berbagai profesi.

Bruno Quintavalle, yang mewakili Ngole, menyajikan beberapa dasar hukum untuk banding tersebut. Kasus ini menyoroti ketegangan antara :

  • Kebebasan beragama dan hak untuk memegang keyakinan tradisional
  • Perlindungan hak komunitas LGBT di tempat kerja
  • Keseimbangan antara ekspresi pribadi dan tanggung jawab profesional
  • Dampak media sosial terhadap prospek karir

Ngole menyatakan kekhawatirannya bahwa Inggris tidak lagi menjadi benteng kebebasan berbicara seperti yang ia bayangkan ketika melarikan diri dari Kamerun bertahun-tahun lalu. Menurutnya, jika seseorang harus merayakan dan mendukung ideologi LGBT untuk mendapatkan pekerjaan, maka setiap orang Kristen tidak memiliki masa depan, terlepas dari tingkat pendidikan mereka.

jose
Scroll to Top