Lectio divina : Mengapa kamu menolak ajakan untuk menari dan bernyanyi ?

Lectio divina : Mengapa kamu menolak ajakan untuk menari dan bernyanyi ?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada ajakan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Namun, terkadang kita menolak ajakan tersebut tanpa alasan yang jelas. Artikel ini akan membahas mengapa kita cenderung menolak ajakan untuk menari dan bernyanyi, serta bagaimana kita dapat merespons ajakan dengan lebih bijaksana.

Mengenali pola penolakan dalam diri

Seringkali, kita menolak ajakan untuk menari dan bernyanyi karena berbagai alasan. Beberapa di antaranya mungkin karena :

  • Rasa malu atau takut terlihat konyol
  • Kurangnya kepercayaan diri
  • Merasa tidak memiliki bakat atau keterampilan
  • Kekhawatiran akan penilaian orang lain

Namun, penting untuk menyadari bahwa penolakan terhadap ajakan positif dapat membatasi pengalaman hidup kita. Seperti yang dikatakan dalam Injil Matius 11 :16-17, “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung.” Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa terkadang kita terlalu keras kepala untuk merespons ajakan yang diberikan kepada kita.

Untuk mengatasi pola penolakan ini, kita perlu introspeksi diri dan mengidentifikasi alasan di balik keengganan kita. Dengan memahami motivasi internal, kita dapat mulai membuka diri terhadap pengalaman baru dan kesempatan untuk tumbuh.

Memahami nilai kebersamaan dalam menari dan bernyanyi

Menari dan bernyanyi bukan sekadar hiburan semata. Kegiatan ini memiliki nilai sosial dan spiritual yang mendalam. Dalam banyak tradisi keagamaan, termasuk Kristen, menari dan bernyanyi merupakan bentuk pujian dan ungkapan sukacita kepada Tuhan.

Santo Ambrosius dari Milan (339-397) mengatakan, “Biarkan Mata Air ini meluap-luap dalam diriku; biarkan yang menganugerahkan hidup kekal mengalir padaku.” Pernyataan ini dapat diinterpretasikan sebagai ajakan untuk membuka diri terhadap kebahagiaan dan rahmat Tuhan, yang sering kali diekspresikan melalui musik dan tarian.

Berikut adalah beberapa manfaat dari partisipasi dalam menari dan bernyanyi :

Aspek Manfaat
Fisik Meningkatkan kebugaran dan koordinasi tubuh
Mental Mengurangi stres dan meningkatkan mood
Sosial Mempererat hubungan dengan orang lain
Spiritual Memperdalam koneksi dengan diri sendiri dan Tuhan

Dengan memahami nilai-nilai ini, kita dapat mulai melihat ajakan untuk menari dan bernyanyi sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, bukan sebagai ancaman atau beban.

Lectio divina : Mengapa kamu menolak ajakan untuk menari dan bernyanyi ?

Mengatasi hambatan dan membuka diri

Untuk mengatasi keengganan kita dalam merespons ajakan, ada beberapa langkah yang dapat kita ambil :

  1. Kenali ketakutan Anda : Identifikasi apa yang membuat Anda ragu untuk berpartisipasi.
  2. Mulai dari hal kecil : Jika Anda merasa tidak nyaman, mulailah dengan langkah-langkah kecil, seperti menyanyi di kamar mandi atau menari saat sendirian.
  3. Cari dukungan : Ajak teman atau keluarga untuk berpartisipasi bersama Anda.
  4. Fokus pada proses, bukan hasil : Ingatlah bahwa yang terpenting adalah menikmati momen, bukan mencapai kesempurnaan.
  5. Praktikkan sikap terbuka : Cobalah untuk mengatakan “ya” lebih sering terhadap ajakan positif.

Seperti yang dikatakan dalam Matius 11 :19, “Hikmat itu dibenarkan oleh apa yang dikerjakannya.” Ini mengingatkan kita bahwa kebijaksanaan sejati tercermin dalam tindakan kita. Dengan membuka diri terhadap pengalaman baru, kita dapat menemukan hikmat dan kebahagiaan yang mungkin telah kita lewatkan sebelumnya.

Menemukan keseimbangan dalam merespons ajakan

Meskipun penting untuk lebih terbuka terhadap ajakan, kita juga perlu menemukan keseimbangan. Tidak semua ajakan harus diterima, dan penting untuk mendengarkan intuisi dan batasan pribadi kita. Yesus sendiri mengingatkan kita untuk “mendengarkan dengan teliti” dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.

Dalam merespons ajakan, pertimbangkan hal-hal berikut :

  • Apakah ajakan ini sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip Anda ?
  • Apakah partisipasi Anda akan membawa dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain ?
  • Apakah Anda memiliki kapasitas mental dan fisik untuk berpartisipasi saat ini ?

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam merespons ajakan untuk menari, bernyanyi, atau aktivitas lainnya. Ingatlah bahwa keseimbangan antara keterbukaan dan penjagaan diri adalah kunci untuk menjalani hidup yang bermakna dan memuaskan.

Akhirnya, marilah kita berdoa seperti yang dianjurkan dalam artikel sumber : “Tuhan, bebaskan belenggu di hatiku agar aku mampu mengasihi dan melayani-Mu dengan penuh suka cita. Hancurkan segala penghalang agar aku mengabdi-Mu dengan sepenuh hati dan jiwa. Amin.” Dengan sikap hati yang terbuka dan penuh kasih, kita dapat menemukan kebahagiaan dalam setiap ajakan yang datang, baik itu untuk menari, bernyanyi, atau bentuk partisipasi lainnya dalam kehidupan.

Agung
Scroll to Top