Mazmur 10 merupakan salah satu mazmur yang mengungkapkan pergumulan batin manusia ketika menghadapi ketidakadilan di dunia. Doa yang penuh keluhan ini menggambarkan perasaan frustasi saat melihat orang fasik tampak bebas melakukan kejahatan. Namun di balik kegelisahan itu, terdapat keyakinan mendalam akan keadilan dan perlindungan Tuhan yang pasti akan datang pada waktunya.
Saat tuhan terasa jauh dalam kesesakan
Mazmur 10 dimulai dengan seruan yang menggetarkan hati : “Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan ?” Pemazmur mengungkapkan perasaan ditinggalkan oleh Tuhan di tengah situasi yang menyesakkan. Ia merasa seolah-olah Tuhan menjauh dan bersembunyi, membiarkan ketidakadilan merajalela.
Perasaan ini sering dialami oleh orang percaya ketika menghadapi kesulitan hidup. Saat doa-doa seakan tak terjawab dan keadaan semakin memburuk, kita bisa merasa Tuhan telah meninggalkan kita. Namun penting untuk diingat bahwa perasaan jauh dari Tuhan tidak selalu mencerminkan realitas spiritual yang sebenarnya.
Beberapa alasan mengapa Tuhan kadang terasa jauh :
- Ujian iman untuk menguatkan kepercayaan kita
- Pembelajaran untuk lebih bergantung pada Tuhan
- Kesempatan untuk memperdalam hubungan dengan-Nya
- Pengingat bahwa kita membutuhkan Tuhan setiap saat
Meski demikian, pemazmur tetap memilih untuk berdoa dan mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan. Ini menunjukkan bahwa iman sejati tidak bergantung pada perasaan, melainkan pada keyakinan akan kehadiran Tuhan yang tak pernah berubah. Dalam situasi sulit, kita diajak untuk terus berseru kepada-Nya, percaya bahwa Ia mendengar dan akan bertindak pada waktu yang tepat.
Gambaran orang fasik yang menindas
Mazmur 10 memberikan deskripsi detail tentang karakter dan perilaku orang fasik. Mereka digambarkan sebagai individu yang congkak, penuh tipu daya, dan menghina Allah. Orang-orang ini dengan semena-mena menindas yang lemah dan miskin, merasa aman dari penghakiman ilahi.
Beberapa ciri orang fasik yang disebutkan dalam Mazmur 10 :
- Sombong dan angkuh
- Mengandalkan kekayaan dan kekuasaan
- Menghina Allah dan firman-Nya
- Memanfaatkan kelemahan orang lain
- Merasa kebal dari hukuman
Gambaran ini mengingatkan kita akan realitas dunia yang sering tidak adil. Orang-orang yang berbuat jahat kadang tampak berhasil dan menikmati hidup tanpa konsekuensi. Situasi ini bisa membuat orang percaya merasa frustrasi dan bertanya-tanya mengapa Tuhan membiarkan hal ini terjadi.
Namun, pemazmur mengingatkan bahwa kenyamanan orang fasik hanyalah semu dan sementara. Mereka mungkin merasa aman sekarang, tapi penghakiman Allah pasti akan datang. Mazmur ini mengajarkan kita untuk tidak iri atau risau atas kesuksesan duniawi orang jahat, melainkan tetap fokus pada nilai-nilai kekal.
Pandangan Orang Fasik | Kebenaran Firman Tuhan |
---|---|
Merasa bebas berbuat jahat | Allah melihat dan akan menghakimi |
Mengandalkan kekayaan | Harta sejati ada di surga |
Menindas yang lemah | Allah membela yang tertindas |
Menghina Tuhan | Tuhan adalah Raja yang kekal |
Harapan akan keadilan dan perlindungan allah
Di tengah gambaran suram tentang kejahatan yang merajalela, Mazmur 10 tidak berhenti pada keputusasaan. Sebaliknya, pemazmur mengungkapkan keyakinan mendalam akan keadilan dan perlindungan Allah. Ia berdoa agar Tuhan bangkit dan menghukum orang fasik, serta menolong mereka yang tertindas.
Beberapa pernyataan iman dalam Mazmur 10 :
- “Engkau melihat kesusahan dan sakit hati” – Allah tidak buta terhadap penderitaan umat-Nya
- “Kepada-Mu orang lemah menyerahkan diri” – Allah adalah pelindung bagi yang tertindas
- “Engkau mendengar keinginan orang-orang yang tertindas” – Doa orang yang menderita sampai ke telinga Tuhan
- “TUHAN adalah Raja untuk seterusnya dan selamanya” – Kekuasaan Allah melampaui segala kuasa duniawi
Mazmur ini mengajarkan bahwa keyakinan akan keadilan Allah tetap teguh meski pelaksanaannya tampak tertunda. Orang percaya diajak untuk memandang melampaui situasi saat ini dan berpegang pada janji-janji Tuhan yang kekal. Fokus hidup seharusnya bukan pada kenikmatan duniawi yang fana, melainkan pada nilai-nilai kerajaan Allah yang abadi.
Pemazmur juga mengingatkan bahwa Allah bukan hanya Hakim yang adil, tapi juga Pelindung yang setia. Ia mendengar seruan orang tertindas dan akan membela perkara mereka. Keyakinan ini memberikan penghiburan dan kekuatan bagi orang percaya yang sedang menghadapi ketidakadilan atau penderitaan.
Pelajaran iman dari pergumulan daud
Mazmur 10 memberikan gambaran jujur tentang pergumulan iman seseorang yang berhadapan dengan realitas kejahatan di dunia. Melalui doa Daud, kita bisa memetik beberapa pelajaran berharga :
- Kejujuran dalam berdoa – Daud tidak ragu mengungkapkan kegelisahan dan pertanyaannya kepada Tuhan
- Keteguhan iman di tengah badai – Meski situasi tampak suram, Daud tetap berpegang pada keyakinan akan keadilan Allah
- Pentingnya perspektif kekekalan – Fokus tidak pada kesuksesan sementara orang fasik, tapi pada rencana Allah yang kekal
- Mengandalkan perlindungan Tuhan – Daud mengajarkan untuk selalu berlindung pada Allah di tengah situasi sulit
Mazmur ini menunjukkan bahwa iman yang dewasa tidak berarti bebas dari pergumulan atau pertanyaan. Justru, orang percaya diizinkan untuk jujur menghadapi keraguan dan kesulitan hidup. Yang terpenting adalah tetap mencari Tuhan dan berpegang pada janji-janji-Nya meski keadaan tampak bertentangan.
Akhirnya, Mazmur 10 mengingatkan kita bahwa Allah tidak pernah absen dari kehidupan umat-Nya. Meski kadang terasa jauh, Ia selalu hadir dan bekerja untuk menegakkan keadilan serta melindungi yang lemah. Tantangan bagi kita adalah tetap percaya dan berharap, sambil terus berdoa dan berbuat baik sesuai kehendak-Nya.