Paus Fransiskus angkat 21 kardinal baru termasuk Uskup Bogor dalam upacara di Vatikan

Paus Fransiskus angkat 21 kardinal baru termasuk Uskup Bogor dalam upacara di Vatikan

Paus Fransiskus mengumumkan rencana konsistori pada 8 Desember 2024, mengangkat 21 kardinal baru termasuk Mgr Paskalis Bruno Syukur.

Artikel ini membahas konsistori global yang direncanakan Paus Fransiskus pada 8 Desember 2024. Acara ini akan menjadi momen bersejarah dengan pengangkatan 21 kardinal baru, termasuk Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur. Konsistori ini memiliki makna penting bagi Gereja Katolik Universal.

  • Pengangkatan 21 kardinal dari berbagai belahan dunia
  • Memperkuat kepemimpinan Gereja di berbagai wilayah
  • Mendorong dialog antar budaya dan peradaban
  • Mempersiapkan Gereja menghadapi tantangan global

Paus Fransiskus telah mengumumkan rencana untuk mengadakan konsistori pada tanggal 8 Desember 2024, bertepatan dengan Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda. Pengumuman ini disampaikan setelah sesi Doa Malaikat Tuhan (Angelus) pada hari Minggu, 6 Oktober 2024. Konsistori ini akan menjadi momen bersejarah dengan pengangkatan 21 kardinal baru dari berbagai belahan dunia, termasuk Uskup Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur.

Konsistori global : momen penting bagi Gereja Katolik

Konsistori yang akan diselenggarakan di Vatikan ini memiliki makna yang sangat penting bagi Gereja Katolik Universal. Acara ini akan berlangsung sebelum pembukaan Yubileum Harapan 2025 dan setelah penutupan Sesi Kedua Sinode tentang Sinodalitas. Pemilihan waktu ini menunjukkan bahwa Paus Fransiskus ingin mempersiapkan Gereja untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.

Keragaman latar belakang para kardinal baru mencerminkan visi Paus Fransiskus untuk Gereja yang inklusif dan universal. Berikut adalah beberapa poin penting tentang konsistori ini :

  • Melibatkan perwakilan dari seluruh dunia
  • Memperkuat kepemimpinan Gereja di berbagai wilayah
  • Mendorong dialog antar budaya dan peradaban
  • Mempersiapkan Gereja untuk menghadapi tantangan global

Pengangkatan 21 kardinal baru ini juga menandai perubahan signifikan dalam komposisi Kolegium Kardinal. Dengan keragaman latar belakang dan pengalaman, para kardinal baru diharapkan dapat membawa perspektif baru dalam pengambilan keputusan di tingkat tertinggi Gereja Katolik.

Profil singkat Mgr Paskalis Bruno Syukur : dari Bogor ke Vatikan

Mgr Paskalis Bruno Syukur merupakan salah satu tokoh yang menarik perhatian dalam daftar kardinal baru. Sebagai Uskup Bogor, beliau telah menunjukkan dedikasi dan kepemimpinan yang luar biasa dalam melayani umat Katolik di Indonesia. Berikut adalah beberapa tonggak penting dalam perjalanan hidupnya :

Tanggal Peristiwa
22 Januari 1989 Melakukan profesi kekal
2 Februari 1991 Menerima tahbisan imamat di Paroki Santa Maria Ratu Para Malaikat, Cipanas, Jawa Barat
1991-1993 Bertugas sebagai Pastor Pembantu di Paroki Moanemani, Keuskupan Jayapura
1993-1996 Mempelajari spiritualitas Fransiskan di Universitas Kepausan Antonium, Roma, Italia
22 Februari 2014 Ditahbiskan sebagai Uskup Bogor

Perjalanan hidup Mgr Paskalis Bruno Syukur menunjukkan komitmennya terhadap pelayanan dan pendidikan. Pengalamannya yang luas, mulai dari bertugas di Papua hingga studi di Roma, telah membentuk perspektif globalnya yang akan sangat berharga dalam perannya sebagai kardinal.

Daftar lengkap 21 kardinal baru : keragaman dan inklusivitas

Pengangkatan 21 kardinal baru oleh Paus Fransiskus mencerminkan keragaman geografis dan peran dalam Gereja. Berikut adalah daftar lengkap kardinal baru beserta asal negara atau peran mereka :

  1. Mgr. Angelo Acerbi (Nuncio Apostolik)
  2. Mgr. Carlos Gustavo Castillo Mattasoglio (Peru)
  3. Mgr. Vicente Bokalic Iglic (Argentina)
  4. Mgr. Luis Gerardo Cabrera Herrera (Ekuador)
  5. Mgr. Fernando Natalio Chomalรญ Garib (Chili)
  6. Mgr. Tarcisio Isao Kikuchi (Jepang)
  7. Mgr. Pablo Virgilio Siongco David (Filipina)
  8. Mgr. Ladislav Nemet (Serbia)
  9. Mgr. Jaime Spengler (Brasil)
  10. Mgr. Ignace Bessi Dogbo (Pantai Gading)
  11. Mgr. Jean-Paul Vesco (Aljazair)
  12. Mgr. Paskalis Bruno Syukur (Indonesia)
  13. Mgr. Dominique Joseph Mathieu (Iran)
  14. Mgr. Roberto Repole (Italia)
  15. Mgr. Baldassare Reina (Italia)
  16. Mgr. Francis Leo (Kanada)
  17. Mgr. Rolandas Makrickas (Vatikan)
  18. Mgr. Mykola Bychok (Australia)
  19. R.P. Timothy Peter Joseph Radcliffe (Teolog)
  20. R.P. Fabio Baggio (Vatikan)
  21. Mgr. George Jacob Koovakad (Vatikan)

Keragaman ini menunjukkan komitmen Paus Fransiskus untuk membangun Gereja yang lebih inklusif dan representatif. Dengan memasukkan perwakilan dari berbagai benua dan latar belakang, Paus berupaya untuk memperkuat suara Gereja di tingkat global dan lokal.

Dampak pengangkatan kardinal baru bagi Gereja Katolik Indonesia

Pengangkatan Mgr Paskalis Bruno Syukur sebagai kardinal memiliki dampak signifikan bagi Gereja Katolik di Indonesia. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan antara lain :

  • Peningkatan representasi Indonesia di Vatikan
  • Penguatan hubungan antara Gereja lokal dan universal
  • Potensi peningkatan peran Indonesia dalam dialog antar agama
  • Inspirasi bagi umat Katolik Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam Gereja

Dengan pengangkatan ini, suara Gereja Katolik Indonesia di tingkat internasional akan semakin kuat. Hal ini dapat membuka peluang baru untuk kerja sama dan pertukaran ide antara Gereja di Indonesia dan Gereja universal.

Selain itu, pengangkatan Mgr Paskalis Bruno Syukur juga dapat menjadi katalis untuk dialog antar agama yang lebih intensif di Indonesia. Pengalaman dan perspektif beliau sebagai pemimpin Gereja di negara dengan keragaman agama terbesar di dunia akan sangat berharga dalam upaya membangun harmoni dan pemahaman antar umat beragama di tingkat global.

Terakhir, momen bersejarah ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda Katolik Indonesia untuk semakin aktif dalam pelayanan Gereja dan masyarakat. Pengangkatan seorang kardinal dari Indonesia menunjukkan bahwa Gereja Katolik universal mengakui kontribusi dan potensi umat Katolik Indonesia dalam membangun Gereja yang lebih inklusif dan responsif terhadap tantangan zaman.