Paus Fransiskus telah membawa perubahan besar dalam Gereja Katolik sejak terpilih pada 2013. Sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik, beliau dikenal karena kepeduliannya yang mendalam terhadap kaum miskin dan upayanya membuka Gereja pada dunia luar. Mari kita telusuri lebih jauh tentang sosok dan kiprah Paus Fransiskus yang inspiratif ini.
Visi baru untuk Gereja Katolik
Paus Fransiskus, yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio, merupakan paus pertama dari benua Amerika. Pemilihan namanya sebagai Paus menghormati Santo Fransiskus dari Assisi, seorang mistikus abad ke-13 yang terkenal akan cintanya pada alam dan kaum miskin. Sejak awal kepemimpinannya, Fransiskus menunjukkan gaya yang berbeda dengan menolak mengenakan pakaian mewah seperti sepatu merah atau jubah sutra yang biasa dipakai paus sebelumnya.
Namun perubahan yang dibawa Fransiskus lebih dari sekadar penampilan. Beliau berupaya membuka Gereja pada dunia luar dengan cara-cara yang belum pernah dilakukan para pendahulunya. Salah satu langkah penting adalah mendorong pendekatan yang lebih demokratis dalam pengambilan keputusan, yang disebut “sinodalitas”. Ini termasuk melibatkan kaum awam dan perempuan sebagai anggota dengan hak suara dalam pertemuan sinode.
Fransiskus juga mengangkat lebih banyak kardinal dari belahan selatan dunia, menggeser keseimbangan kekuasaan dalam Gereja Katolik dari Eropa Barat ke wilayah di mana mayoritas umat Katolik kini tinggal. Langkah ini akan berpengaruh besar dalam pemilihan penerusnya kelak.
Membela kaum terpinggirkan
Paus Fransiskus : Pemimpin yang peduli kaum miskin dan mereformasi Gereja Katolik tidak hanya dalam kata-kata, tapi juga tindakan nyata. Beliau mengubah sebuah plaza Vatikan menjadi tempat berlindung bagi tunawisma, yang disebutnya sebagai “bangsawan jalanan”. Dalam upacara pembasuhan kaki tradisional sebelum Paskah, Fransiskus membasuh kaki para migran dan tahanan, bahkan orang-orang non-Kristen – sesuatu yang belum pernah dilakukan paus sebelumnya.
Sikap inklusif Fransiskus juga terlihat dari upayanya mendorong penerimaan yang lebih baik terhadap umat Katolik gay dan lesbian, serta mengundang orang-orang transgender untuk bertemu dengannya di Vatikan. Meski tetap menegaskan posisi resmi Gereja bahwa perilaku homoseksual adalah “dosa”, Fransiskus menyatakan hal itu tidak boleh dianggap sebagai kejahatan.
Beberapa langkah progresif Paus Fransiskus meliputi:
- Mengangkat perempuan pertama untuk memimpin kantor administratif di Vatikan
- Memasukkan perempuan dalam badan pemilih uskup dan dewan pengawas keuangan Vatikan
- Menunjuk seorang biarawati Italia sebagai Presiden Kota Vatikan
- Mengizinkan pemberkatan individu dalam pasangan sesama jenis
Pandangan inklusif tentang keberagaman
Salah satu aspek penting dari kepemimpinan Paus Fransiskus adalah sikapnya yang terbuka terhadap keberagaman agama. Dalam sebuah kongres pemimpin agama dunia di Kazakhstan tahun 2022, beliau menyatakan bahwa anggota berbagai agama adalah “anak-anak dari surga yang sama”. Saat berkunjung ke Maroko, Fransiskus berbicara menentang konversi sebagai misi, mengajak komunitas Katolik untuk hidup “dalam persaudaraan dengan iman lain”.
Pandangan inklusif ini menuai kritik dari sebagian kalangan yang menganggapnya melemahkan keunikan kebenaran Kristiani. Namun bagi Fransiskus, dialog antaragama adalah kunci perdamaian dan kerukunan di dunia yang semakin terpolarisasi.
Aspek | Pandangan Paus Fransiskus |
---|---|
Keberagaman agama | Menghormati dan menjalin dialog |
Kaum miskin | Membela dan melayani |
Lingkungan | Menjaga dan melindungi |
Warisan kepemimpinan yang bersejarah
Kepemimpinan Paus Fransiskus telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah Gereja Katolik. Beliau tidak hanya memperdalam komitmen Gereja terhadap kaum miskin, tetapi juga memperluas keterlibatan dalam pengambilan keputusan. Meski menghadapi kritik dari kalangan yang menganggap perubahannya terlalu cepat dan radikal, Fransiskus tetap teguh pada visinya untuk Gereja yang lebih inklusif dan berempati.
Terlepas dari kontroversi, kepausan Fransiskus akan dikenang karena pergeseran kekuasaan dalam Gereja Katolik dari Eropa Barat ke Global Selatan. Apakah reformasi yang dirintisnya akan berakar kuat tentu bergantung pada penerusnya kelak. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa Paus Fransiskus telah membuka jalan bagi era baru dalam sejarah Katolisisme global.