Ukraina meminta dukungan Kristen konservatif sekutu Trump untuk mempertahankan bantuan

Ukraina meminta dukungan Kristen konservatif sekutu Trump untuk mempertahankan bantuan

Delegasi Ukraina terbesar yang pernah ada akan menghadiri Sarapan Doa Nasional di Washington minggu ini. Mereka berharap dapat meyakinkan para pemimpin Kristen konservatif AS, terutama sekutu Trump, tentang pentingnya melanjutkan bantuan untuk melawan agresi Rusia. Kebebasan beragama menjadi fokus utama argumen mereka.

Perjuangan melawan penindasan agama di Ukraina

Invasi Rusia telah membawa dampak besar bagi komunitas agama di Ukraina. Menurut laporan terbaru, lebih dari 630 situs keagamaan telah rusak, hancur atau dijarah sejak awal konflik. Gereja-gereja Katolik dan Protestan di wilayah pendudukan menghadapi:

  • Ancaman dan interogasi
  • Penangkapan sewenang-wenang
  • Penutupan tempat ibadah
  • Penjarahan properti gereja

Metropolitan Epiphanius I, pemimpin Gereja Ortodoks Ukraina, menyatakan bahwa sekitar 50 pastor di wilayah pendudukan Rusia telah tewas dalam tiga tahun terakhir. Banyak lainnya terpaksa mengungsi atau melakukan misa secara sembunyi-sembunyi. Situasi ini menunjukkan ancaman serius terhadap kebebasan beragama di bawah pendudukan Rusia.

Upaya diplomasi melalui jalur keagamaan

Delegasi Ukraina yang terdiri dari lebih dari 100 orang, termasuk anggota parlemen, pastor, dan rohaniwan militer, akan menghadiri berbagai acara selama “Pekan Ukraina” di Washington. Mereka berharap dapat membangun dukungan dari kalangan Kristen konservatif AS yang berpengaruh dalam pemerintahan Trump.

Pavlo Unguryan, mantan anggota parlemen yang mengorganisir upaya ini, menekankan bahwa Ukraina adalah pusat “Bible Belt” Eropa. Menurutnya, sekitar satu juta warga Ukraina menghadiri kebaktian Injili setiap minggunya. Kini, ekspresi iman mereka terancam di bawah pendudukan Rusia.

Tabel berikut menunjukkan perbandingan kebebasan beragama di Ukraina dan wilayah pendudukan Rusia:

Aspek Ukraina Wilayah Pendudukan Rusia
Kebebasan beribadah Dijamin Dibatasi
Keberagaman agama Dihormati Diawasi ketat
Gereja non-Ortodoks Rusia Beroperasi bebas Terancam

Ukraina meminta dukungan Kristen konservatif sekutu Trump untuk mempertahankan bantuan

Membangun jembatan dengan Amerika konservatif

Para delegasi Ukraina berupaya menggalang dukungan dari kalangan Kristen konservatif AS dengan menekankan kesamaan nilai-nilai konservatif antara kedua negara. Mereka berargumen bahwa Ukraina, sebagai negara Kristen yang konservatif, memiliki banyak kesamaan dengan Amerika yang juga konservatif dan Kristen.

Beberapa langkah yang telah diambil untuk membangun hubungan ini antara lain:

  1. Mengundang pejabat AS seperti Mike Johnson untuk berbicara di acara Kristen di Ukraina
  2. Mengirim delegasi gereja dan parlemen Ukraina ke Sarapan Doa Nasional sejak awal 2000-an
  3. Meningkatkan jumlah peserta dalam beberapa tahun terakhir

Upaya-upaya ini bertujuan untuk meyakinkan para pendukung Trump yang skeptis terhadap bantuan militer dan keuangan besar-besaran dari pemerintahan Biden kepada Ukraina. Dengan memahami dimensi spiritual dari konflik ini, diharapkan Amerika akan terus mendukung perjuangan Ukraina melawan agresi Rusia.

Harapan akan masa depan Ukraina

Meskipun situasi perang masih tidak menentu, para pemimpin agama Ukraina tetap optimis. Metropolitan Epiphanius menyerukan “senjata spiritual” berupa doa dari seluruh dunia. Ia percaya bahwa keajaiban masih mungkin terjadi, seperti yang pernah terjadi di Suriah.

Sementara itu, gereja-gereja Protestan Ukraina telah membuka sekitar 100 gereja di negara-negara Eropa lainnya untuk melayani para pengungsi. Ini menunjukkan ketahanan dan semangat komunitas agama Ukraina di tengah krisis. Dengan terus membangun dukungan internasional, mereka berharap dapat mempertahankan kebebasan beragama dan integritas wilayah mereka dari ancaman Rusia.

jose
Scroll to Top