Apa yang dikatakan (dan tidak dikatakan) AI DeepSeek China tentang Kristen

Apa yang dikatakan (dan tidak dikatakan) AI DeepSeek China tentang Kristen

DeepSeek-R1, kecerdasan buatan (AI) baru dari China, telah menjadi pusat perhatian dunia. Aplikasi ini tidak hanya melampaui ChatGPT dalam unduhan, tetapi juga mengguncang pasar saham teknologi. Namun, di balik kesuksesannya, DeepSeek-R1 menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan beragama di China, terutama bagi umat Kristen.

Pandangan DeepSeek terhadap kekristenan dasar

Ketika ditanya tentang Yesus dan kekristenan, DeepSeek-R1 memberikan jawaban yang cukup objektif. AI ini merekomendasikan membaca Injil, mempelajari karya C.S. Lewis, dan mengunjungi gereja untuk memahami iman Kristen. Namun, perbedaan signifikan muncul saat DeepSeek membahas praktik keagamaan di China.

DeepSeek menjelaskan bahwa meskipun konstitusi China menjamin kebebasan beragama, dalam praktiknya agama diawasi ketat. Pemerintah hanya mengakui lima agama resmi, termasuk Kristen, di bawah badan yang disahkan negara. Kelompok agama yang tidak terdaftar dianggap ilegal.

Berikut adalah beberapa saran DeepSeek untuk umat Kristen di China:

  • Bergabung dengan gereja terdaftar
  • Menghindari pertemuan keagamaan tidak resmi
  • Tidak membagikan iman di sekolah, tempat kerja, atau platform online
  • Menjaga profil rendah dalam ekspresi keagamaan

Tantangan dalam mendidik anak secara Kristen

Salah satu topik sensitif yang dibahas DeepSeek adalah pendidikan agama untuk anak-anak. AI ini mengutip peraturan nasional China tahun 2018 yang melarang pendidikan agama untuk anak di bawah umur di sekolah atau institusi pendidikan publik lainnya. Namun, keluarga diizinkan untuk membimbing anak-anak dalam keyakinan agama secara informal di rumah.

DeepSeek menyarankan orang tua Kristen di China untuk:

  1. Berkonsultasi dengan gereja lokal secara hati-hati
  2. Fokus pada praktik keagamaan berbasis keluarga
  3. Menghindari publikasi partisipasi dalam kegiatan keagamaan

Tabel berikut menunjukkan perbedaan antara praktik keagamaan resmi dan tidak resmi di China menurut DeepSeek:

Aspek Gereja Resmi Gereja Tidak Resmi
Status Hukum Diakui pemerintah Ilegal
Risiko Rendah Tinggi (denda, penahanan)
Kebebasan Terbatas Lebih bebas tapi berisiko

Apa yang dikatakan (dan tidak dikatakan) AI DeepSeek China tentang Kristen

Sensor dan batasan dalam membahas topik sensitif

DeepSeek menunjukkan self-censorship yang ketat ketika diminta membahas topik-topik sensitif seperti perjanjian Vatikan-China atau pembongkaran gereja-gereja Katolik. Jawaban awal yang rinci seringkali dihapus dalam hitungan detik, digantikan dengan pesan penolakan.

Namun, penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa sensor AI ini memiliki celah. Dengan merumuskan ulang pertanyaan, beberapa topik sensitif bisa dibahas. Misalnya, ketika ditanya tentang pembatasan ziarah ke tempat-tempat suci Katolik seperti Our Lady of Sheshan di Shanghai, DeepSeek akhirnya memberikan analisis mendalam tentang alasan di balik pembatasan tersebut, termasuk:

  • Kontrol negara atas praktik keagamaan
  • Upaya “sinisasi” agama
  • Pencegahan pengaruh asing
  • Kekhawatiran akan stabilitas sosial
  • Prioritas ideologis Partai Komunis

DeepSeek-R1 memberikan gambaran menarik tentang kompleksitas hubungan antara negara dan agama di China. Meskipun dirancang untuk menghindari topik sensitif, AI ini kadang-kadang mengungkapkan informasi yang menunjukkan pemahaman mendalam tentang tantangan yang dihadapi umat Kristen di negara tersebut.

Agung
Scroll to Top