Utusan : Umat Kristen Suriah ingin identitas dan kebebasan dilindungi dalam konstitusi baru

Utusan : Umat Kristen Suriah ingin identitas dan kebebasan dilindungi dalam konstitusi baru

Dalam perkembangan terkini di Suriah, umat Kristen dan kelompok agama lainnya menyuarakan harapan mereka untuk perlindungan identitas dan kebebasan dalam konstitusi baru negara tersebut. Setelah puluhan tahun di bawah pemerintahan otoriter, Suriah kini berada dalam masa transisi yang krusial.

Harapan baru bagi keberagaman agama di suriah

Salina Shambos, utusan khusus untuk kebebasan beragama dan perlindungan minoritas di Timur Tengah, mengungkapkan bahwa pemimpin agama di Suriah memiliki rasa patriotisme yang kuat. Mereka berharap negara mereka akan menjadi lebih inklusif dan dihormati dalam komunitas internasional.

Sebelum perang saudara meletus pada 2011, umat Kristen membentuk sekitar 10% populasi Suriah. Banyak di antara mereka yang terpaksa mengungsi atau mendukung pemerintahan Assad karena takut akan kelompok pemberontak Islam. Kini, pemerintahan sementara mendorong rekonsiliasi antar kelompok etnis dan saling menghormati antar umat beragama.

Komposisi penduduk Suriah terdiri dari:

  • 75% Sunni
  • 10% Alawi
  • 15% campuran Kristen, Syiah Ismailiyah, dan Druze

Tantangan dalam mewujudkan konstitusi yang inklusif

Meskipun tanda-tanda awal dari pemerintahan transisi cukup menjanjikan, masih ada kekhawatiran di kalangan kelompok agama tentang perlindungan hak-hak mereka di bawah pemerintahan masa depan. Shambos menekankan pentingnya jaminan dalam proses konstitusional yang inklusif.

Para pemimpin agama dan masyarakat sipil di Suriah menginginkan konstitusi baru yang dapat melindungi:

  1. Kebebasan beragama
  2. Hak-hak minoritas
  3. Kesetaraan di mata hukum
  4. Partisipasi politik yang adil

Utusan : Umat Kristen Suriah ingin identitas dan kebebasan dilindungi dalam konstitusi baru

Peran cyprus sebagai penghubung timur tengah dan uni eropa

Penunjukan Shambos sebagai utusan khusus merupakan bagian dari inisiatif Presiden Cyprus, Nikos Christodoulides, untuk menjadikan negaranya sebagai penghubung antara negara-negara Timur Tengah dan Uni Eropa. Cyprus, sebagai anggota UE terdekat dengan wilayah tersebut, memiliki posisi ideal untuk bertindak sebagai perantara.

Beberapa faktor yang mendukung peran Cyprus:

Faktor Deskripsi
Geografis Kedekatan dengan wilayah Timur Tengah
Budaya Kesamaan atribut budaya dengan negara-negara tetangga
Agama Ikatan kuat antara Gereja Ortodoks Yunani Cyprus dengan gereja-gereja Kristen Timur Tengah
Keragaman Populasi yang terdiri dari Kristen Ortodoks, Armenia, Latin, Maronit, dan Muslim Sunni

Shambos menegaskan bahwa proses kelahiran kembali Suriah harus dipimpin oleh rakyat Suriah sendiri. Namun, para pemimpin agama di negara tersebut mencari dukungan dari UE untuk memastikan perlindungan semua kelompok minoritas dalam konstitusi yang inklusif.

Situasi di Suriah memiliki dampak langsung terhadap keamanan Cyprus dan Eropa secara keseluruhan. Oleh karena itu, stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut menjadi prioritas utama bagi negara-negara di sekitarnya dan mitra internasional lainnya.

jose
Scroll to Top