Peningkatan pesat populasi Katolik di Amerika Serikat menjadi fenomena menarik seiring dengan pemilihan Paus Leo XIV. Perubahan demografis keagamaan ini menunjukkan pertumbuhan signifikan di lebih dari separuh negara bagian AS, dengan beberapa wilayah mencatat lonjakan dramatis dalam jumlah penganut Katolik. Tren ini terjadi meskipun jumlah gereja Katolik menurun, menciptakan dinamika baru dalam lanskap keagamaan Amerika.
Pertumbuhan populasi Katolik di negara bagian selatan
Negara bagian di sepanjang perbatasan selatan AS mengalami lonjakan paling signifikan dalam jumlah penganut Katolik. Florida mencatat kenaikan 5,6 poin persentase dari tahun 2010 hingga 2020, sehingga kini satu dari lima penduduk Florida mengaku menganut agama Katolik. Peningkatan serupa terjadi di Arizona, di mana persentase Katolik naik dari 14,6% pada 2010 menjadi 21,3% pada 2020.
Pola pertumbuhan ini mencerminkan perubahan demografis yang lebih luas di seluruh Amerika Serikat. Peningkatan jumlah Katolik yang signifikan tidak hanya terjadi di Amerika tetapi juga di negara-negara lain seperti Inggris, menunjukkan kebangkitan global Katolisisme.
Berikut negara bagian dengan persentase pertumbuhan Katolik tertinggi:
- Florida: 5,6% peningkatan (2010-2020)
- Arizona: 6,7% peningkatan (2010-2020)
- Nevada: Peningkatan signifikan dengan rata-rata 10.000 jemaat per gereja
- Texas: Pertumbuhan pesat terutama di komunitas Hispanic
- California: Konsentrasi tinggi di daerah perkotaan dan pinggiran kota
Faktor demografis dalam pertumbuhan Katolik
Data menunjukkan bahwa berdasarkan ras dan etnis, Katolisisme tumbuh paling pesat di kalangan Hispanic di Amerika Serikat. Menurut Pusat Penelitian Pew, pada 2007, 29% dari semua Katolik di AS adalah Hispanic. Persentase ini meningkat menjadi 36% pada akhir 2024, menunjukkan pergeseran demografis yang signifikan dalam komposisi penganut Katolik.
Fenomena ini sebagian besar didorong oleh pola imigrasi dan tingkat kelahiran yang lebih tinggi di kalangan komunitas Hispanic. Sensus Agama AS, yang dilakukan setiap 10 tahun, menjadi barometer penting untuk memahami perubahan ini. Sensus ini menghitung jemaat dan kelompok keagamaan di 372 badan keagamaan dan dilakukan oleh Association of Statisticians of American Religious Bodies, organisasi nirlaba yang berbasis di Kansas.
Tahun | Persentase Katolik Hispanic di AS | Perubahan |
---|---|---|
2007 | 29% | – |
2024 | 36% | +7% |
Paradoks pertumbuhan di tengah penurunan jumlah gereja
Menariknya, peningkatan jumlah penganut Katolik terjadi meskipun jumlah gereja menurun. Sensus Agama menunjukkan bahwa pada 2020 terdapat 19.405 gereja Katolik, 1.000 lebih sedikit dibandingkan satu dekade sebelumnya. Ketidakseimbangan ini menyebabkan gereja-gereja yang tersisa di beberapa negara bagian membengkak jumlah jemaatnya.
Di Florida, rata-rata jemaat mencapai 7.000 orang per gereja, sementara di Nevada angkanya lebih dari 10.000 orang. “Gereja-gereja menjadi sangat besar — terkadang lebih dari 30.000 keluarga untuk satu paroki dan seringkali hanya 1-2 imam,” kata Scott Thumma, co-direktur Hartford Institute for Religion Research, dalam sebuah email.
Sebagian dari ketidakseimbangan ini, menurut Thumma, disebabkan oleh dampak finansial dari skandal pelecehan seksual oleh klerus. Pejabat dan juri di seluruh negeri menemukan bahwa beberapa klerus Katolik melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak selama beberapa dekade. Dalam banyak kasus, kepemimpinan Katolik berusaha menutupi pelecehan yang dilakukan terhadap ribuan anak.
Dinamika ini menciptakan tantangan pastoral yang signifikan, dengan jumlah imam yang tidak sebanding dengan besarnya jemaat yang harus dilayani, menguji kapasitas gereja untuk memenuhi kebutuhan spiritual komunitas Katolik yang berkembang di seluruh Amerika Serikat.