Kristen dan seks : Buku menarik menjelaskan obsesi terbesar gereja

Kristen dan seks : Buku menarik menjelaskan obsesi terbesar gereja

Sejarah seksualitas dalam Kekristenan merupakan topik yang telah mengundang banyak perdebatan sepanjang dua milenium terakhir. Buku berjudul “Lower Than the Angels: A History of Sex and Christianity” karya Diarmaid MacCulloch menawarkan perspektif menyeluruh tentang hubungan kompleks antara gereja dan seksualitas yang telah membentuk pemahaman kita sampai hari ini.

Evolusi teologi seksualitas dalam tradisi Kristen

MacCulloch, seorang profesor emeritus dari Oxford, menunjukkan bahwa tidak ada teologi seksualitas Kristen yang tunggal. Selama 2000 tahun sejarah Kekristenan, muncul beragam pandangan yang seringkali saling bertentangan. Otoritas agama yang berusaha mendasarkan arahan mereka pada tradisi—baik mengenai anjuran memiliki lebih banyak anak atau pelarangan aborsi—jarang memahami sejarah yang mereka kutip.

Pada abad kedua di Alexandria, terdapat dua contoh menarik. Seorang pemuda yang meminta izin kepada otoritas Romawi untuk mengebiri dirinya sebagai bukti komitmen pada kesucian. Di kota dan periode yang sama, Epiphanes berpendapat bahwa pernikahan konvensional hanyalah trik untuk melindungi hak properti dan sebaiknya digantikan dengan aktivitas seksual komunal.

Alkitab, yang ditekankan MacCulloch sebagai “perpustakaan, bukan sebuah buku”, merupakan produk dari dua tradisi budaya patriarkal, Yunani dan Yahudi. Semua teks ditulis oleh pria, sebagaimana mayoritas kajian Kristen hingga baru-baru ini. Untuk melihat pengalaman, praktik, dan keyakinan wanita Kristen awal, sejarawan kontemporer hanya dapat melihat melalui kaca yang gelap.

Kontroversi paling bertahan dalam 12 abad pertama iman Kristen adalah mengenai selibat. Selama beberapa abad, kebanyakan imam Kristen menikah, sebagaimana kebiasaan banyak pejabat dalam agama-agama Mediterania kuno. Namun, keyakinan bahwa keperawanan membuat seseorang lebih dekat dengan Tuhan semakin meluas, terinspirasi sebagian oleh penghormatan terhadap Perawan Maria dan oleh keperawanan Yesus sendiri.

Periode Pandangan Dominan Praktik Umum
Abad 1-5 Selibat dianggap ideal spiritual Banyak imam masih menikah
Abad 6-11 Perdebatan tentang pernikahan imam Praktik bervariasi berdasarkan wilayah
Setelah 1139 Selibat wajib untuk imam Katolik Pembentukan hierarki klerus yang terpisah dari awam

Transformasi identitas seksual dan individualisme

Kemajuan pertanian di Inggris dan Belanda pada abad ke-18 memainkan peran penting dalam menciptakan homoseksualitas seperti yang kita kenal saat ini. MacCulloch menjelaskan bahwa meskipun hasrat dan tindakan sesama jenis telah ada sejak dulu, kondisi khusus kehidupan Eropa Utara pada 1700-an mendorong gagasan bahwa hasrat tersebut dapat menjadi bagian fundamental dari diri.

Untuk pertama kalinya, terdapat “makanan berlebih” bagi lebih dari sekadar lapisan atas masyarakat, dan karenanya uang untuk dibelanjakan pada hal-hal yang bukan kebutuhan pokok. Bahkan orang yang cukup miskin mengalami apa yang dulunya merupakan kemewahan: pilihan konsumen. Perubahan ini membangkitkan kesadaran psikologis yang lebih luas tentang membuat pilihan, yang pada akhirnya tentang identitas pribadi seseorang.

Fenomena ini menciptakan masalah bagi otoritas agama yang terbiasa memberi tahu semua orang apa yang harus dilakukan. MacCulloch juga melihat ledakan evangelisme, dengan narasi dramatis dan emosional tentang wahyu spiritual dan kelahiran kembali, sebagai “bagian dari dunia pilihan yang baru terbentuk yang menghasilkan fenomena seperti munculnya identitas homoseksual dan dorongan untuk privasi pribadi.”

Beberapa manifestasi penting dari periode transformasi ini termasuk:

  • Munculnya subkultur gay perkotaan pada abad ke-18
  • Perkembangan feminisme modern
  • Kepanikan mengenai masturbasi yang MacCulloch gambarkan sebagai “gejala lain dari era pilihan individu”
  • Klub-klub khusus pria di Skotlandia yang menyediakan hiburan erotis
  • Baptisan dewasa dalam evangelisme yang menekankan pilihan individu

Kristen dan seks : Buku menarik menjelaskan obsesi terbesar gereja

Perspektif modern tentang seksualitas dan spiritualitas

Menyedihkan bagi MacCulloch—seorang gay yang berasal dari garis pendeta Episkopal Skotlandia dan seorang diaken tertahbis di gereja Anglikan—bahwa saat ini, “di seluruh dunia modern, nada yang paling mudah terdengar dalam agama (tidak hanya dalam Kekristenan) adalah konservatisme yang marah.”

Dia mengutip mantan Uskup Agung Canterbury, Rowan Williams, yang berpendapat bahwa keberadaan klitoris dalam anatomi pernikahan, organ yang tujuan utamanya adalah kesenangan, memberikan bukti kuat bahwa Tuhan mungkin saja “menciptakan kita untuk sukacita.” Kita akan menjadi lebih seperti malaikat jika kita hidup seolah-olah kita percaya hal tersebut.

Obsesi evangelikal Amerika dengan pelanggaran seksual dan gender dapat dipahami sebagai pertarungan untuk makna penentuan nasib sendiri di negara yang terobsesi dengan individualisme. Tidak mengherankan bahwa “pilihan” menjadi seruan penganut gerakan hak aborsi Amerika, dan bahwa seks “telah menjadi isu paling menonjol untuk identitas di Partai Republik.”

Sejarah seksualitas dan Kekristenan pada dasarnya adalah sejarah Kekristenan itu sendiri. Seks terkait dengan hampir setiap perjuangan kekuasaan utama dalam iman, mulai dari pentahbisan wanita sebagai klerus hingga ketidaksalahan Alkitab (dengan segala poligininya). Pemahaman tentang sejarah kompleks ini dapat membantu kita menavigasi perdebatan kontemporer dengan perspektif yang lebih bijaksana dan berimbang.

jose
Scroll to Top