Paus Agustinian : Mewarisi warisan Afrika dan merangkul Kekristenan Timur

Paus Agustinian : Mewarisi warisan Afrika dan merangkul Kekristenan Timur

Pada tanggal 8 Mei 2025, dunia Katolik menyaksikan peristiwa bersejarah dengan terpilihnya Paus Leo XIV, seorang biarawan dari Ordo Agustinian yang segera menarik perhatian komunitas Kristen Timur. Pemilihan ini menandai hubungan baru antara tradisi Afrika dan Kekristenan Timur dalam kepemimpinan Gereja Katolik global.

Warisan spiritual Afrika dalam kepemimpinan Vatikan

Paus Leo XIV memperkenalkan dirinya dengan kata-kata yang penuh makna: “Saya adalah putra Santo Agustinus, seorang Agustinian.” Pernyataan ini memiliki arti mendalam karena Santo Agustinus, salah satu dokter Gereja yang paling berpengaruh, lahir dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di Afrika Utara.

Santo Agustinus lahir di Tagaste, Aljazair (sekarang Souk Ahras), mengajar di Kartago, dan kemudian menjadi uskup Hippo (sekarang Annaba). Warisan spiritual Afrika ini memberikan dimensi unik pada kepemimpinan Vatikan yang baru, menjembatani tradisi Eropa dengan akar-akar Kekristenan di benua Afrika.

Ordo Agustinian, tempat Paus Leo XIV berasal, didasarkan pada prinsip-prinsip spiritual Santo Agustinus yang menekankan:

  • Cinta kepada Gereja dan pelayanan
  • Persaudaraan dan kesatuan
  • Pencarian Tuhan melalui ibadah dan pelayanan
  • Transformasi dunia dari dalam
  • Penyebaran Injil melalui karya misionaris

Sebelum terpilih sebagai paus, Leo XIV memimpin Dikasteri untuk Uskup di Vatikan, jabatan yang bertanggung jawab atas pemilihan uskup dan administrator apostolik. Dalam kapasitas ini, dia diyakini telah mempengaruhi pengangkatan Uskup Hanna Jallouf sebagai vikaris apostolik Aleppo pada tahun 2023, menunjukkan perhatiannya pada komunitas Timur Tengah.

Jembatan menuju Kekristenan Timur

Meskipun berasal dari latar belakang Amerika Utara dan Selatan, Paus Leo XIV telah membangun hubungan kuat dengan tradisi Kristen Timur. Beberapa bulan sebelum pemilihannya, ia mengunjungi Perguruan Tinggi Maronit di Roma, mengadakan diskusi bermakna tentang hubungan dengan gereja-gereja Timur dan konsep persekutuan.

Sebuah momen simbolis terjadi ketika pejabat perguruan tinggi memberikan relik Santo Maron dan patung kayu cedar kepada beliau. Tindakan ini mencerminkan penghormatan mendalam terhadap tradisi Timur. Menurut laporan dari surat kabar Peru La República, Paus Leo XIV juga menyimpan secarik kertas kecil berisi doa-doa dalam bahasa Arab, menunjukkan kedekatannya dengan spiritualitas Timur Tengah.

Aspek Hubungan dengan Kekristenan Timur
Kunjungan Perguruan Tinggi Maronit di Roma
Hadiah simbolis Relik Santo Maron dan patung kayu cedar
Praktik spiritual Doa-doa dalam bahasa Arab
Kutipan homili Santo Ignatius dari Antiokhia

Dalam Misa pertamanya pada 9 Mei 2025 di Kapel Sistina, Paus mengutip Santo Ignatius dari Antiokhia: “Saya akan benar-benar menjadi murid Yesus Kristus ketika dunia tidak lagi melihat tubuh saya.” Kutipan dari santo Suriah ini menekankan pemahaman mendalam Paus tentang tradisi Timur dan pentingnya kepemimpinan yang dilandasi oleh kasih.

Paus Agustinian : Mewarisi warisan Afrika dan merangkul Kekristenan Timur

Pejuang perdamaian dan solidaritas dunia

Dalam pidato pertamanya sebagai paus, kata “perdamaian” muncul sepuluh kali, dengan pembukaan yang mencolok: “Damai besertamu semua.” Salam ini bukan hanya mencerminkan visi pontifikatnya, tetapi juga mengingatkan pada akar-akar Timur dari Kristianitas.

Meskipun banyak yang mengaitkan salam “Damai besertamu” dengan tradisi Islam, ungkapan ini sebenarnya sudah ada sebelum Kekristenan dan digunakan secara tradisional untuk menawarkan jaminan dan niat baik. Komitmen Paus Leo XIV terhadap perdamaian juga terlihat dari tindakannya membagikan ulang gambar Omran Daqneesh, seorang anak Suriah yang diselamatkan dari reruntuhan akibat konflik.

Gambar tersebut disertai dengan kata-kata dari seorang imam Yesuit yang menggugah hati nurani tentang krisis pengungsi Suriah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun berasal dari tradisi Barat, Paus Leo XIV memiliki kepedulian mendalam terhadap penderitaan masyarakat Timur Tengah dan berkomitmen untuk mengadvokasi perdamaian di wilayah yang dilanda konflik.

Dengan latar belakang Agustinian yang kaya akan warisan Afrika dan pelukannya terhadap Kekristenan Timur, Paus Leo XIV menjanjikan kepemimpinan yang menjembatani berbagai tradisi dalam Gereja universal, membawa harapan baru bagi dialog dan persatuan.

jose
Scroll to Top